Showing posts with label musibah. Show all posts
Showing posts with label musibah. Show all posts
Saturday, February 4, 2012
dunia kita penuh takdir
there's been long....long...long time... tak wrote in this kitab...lately aku ada terbace 1 buku Bila Allah Menduga Kita.....honestly....aku bukan lah org yg 100% akn bace buku genre mcm ni...tapi minat kan boleh ubah..so aku try bace buku yg more to islamiah nie....sebab nya just rase ingin tahu....my b sebab abah dah tak de....so dalam hati aku still ada pertanyaan yg terbesar.. why he leaved me....and my family..and then I started to read this book....
pertanyaan petama yg aku tnya pada dri aku ni....ada sesuatu perkara...pemahaman yang tak tersampai dek akal kita...bila ia berkenaan dgn Allah s.w.t.....bila aku bace buku ni dia mengukuhkan lagi rase hati aku...keredhaan aku bahwa dlam dunia Allah ni apa yg terjadi pada kita adalah takdir dr Illahi....dan kita sebagai manusia selalu mengeluh...dan menyalahkan takdir...for the 1st time aku bace aku rse if kita tak berandaian..if kita tak menyalahkan takdir....apa lg yg harus kita salahkan......then benarlah kata org bahwa... bila kita dah mula something tu kita kena habiskan sampai akhir....if not nnti kita akn sesat atas pemahaman sendri....
so aku terus bace utk tahu keindahan dunia kurniaan illahi...dalam buku nie tulis yg manusia suka menggunakan perkataan ini yg membawa pada 1 makna..perkataan itu adalah...ANDAI...KALAULAH...JIKA...dan bnyak lagi..yg bersifat andaian...atas apa yg terjadi dalam hidup kita...so aku tgok dri aku and cuba kaitkan dgn apa yg penulis buku ni cakap...mmg betul...yg manusia nie selalu berandai.....menyesal atas apa yg kita lakukan dan apabila outcome yg kita dpt tu baik kita kan ckp everything adlah atas usha kita but when outcome tu something yg merubah hidup kita kepada sesuatu yg buruk kita akan menyalahkan takdir dan juga yg maha kuasa....manusia juga selalu mempersoal atas sesuatu kejadiaan Allah....
dlm buku nie ada ceritakan 1 cerita tentang seorang pengembara yg jalan mengembara and dia dah stop dkt 1 kawasan tanah lapang dan dia ternmpak 1 tanaman yg menjalar di atas tanah..tanaman itu adalah pokok tembikai...yg mempunyai daun yg kecil tetapi mempunyi buah yang besar..dan org tu beranggapan ia adalah sesuatu yg tidak sesuai dan dia berkata dia dpat melakukan lebih baik drpd kejadiaan Allah itu.....and then dia pun pg l adok berteduh dkt bawah 1 pohon beringin yg besar....dan pohon itu mempunyai buah yg bersaiz kecil...lalu sekali lagi dia meragui dan memperkecilkan kejadiaan Illahi....aku sedar mmg inilah manusia....
and the best part it's ending of this story dimana pengembara tu dpat satu mimp dlm mimpi itu dia sedang duduk berteduh dibawah pohon yg besar seperti tadi dlm asyik seronok tdo tiba2 buah dr pokok tu jatuh menimpa beliau...di bahagian mata beliau....dia bersyukur kerana saiz buah itu bersaiz kecil dan tidak mencederakan matanya... lalu dia terjaga dr tdo...d saat itu di tersedar setiap apa yg dijadikan illahi ada sebab nya....ada maksud yg tersendri ia harus dlihat dgn mata hati....andai lah pohon yg besar itu memiliki buah yg besar apakah yg akan terjadi kepada dia....itulah indahnya segala ciptaan illahi...segalanya telah d tentukan begitu juga aku...
kehilangan bukan benda yg harus dtangisi bnda yg harus d sesali...tapi ia adalah hadiah terindah aku bersyukur yg Allah s.w.t masih mengingati aku....dgn memberikan aku dugaan yg terbesar dalam hidup manusia iaitu kehilangn org yg kita cinta, kasih, sayang......so as for me ada 1 pengajaran dlm cerita nie yg aku dapat tapi aku tak boleh nk luahkan pada org lain...rase yg jarang aku dapat...rase yg teramat indah....so just for now.....if ada bahan terbaru yg seronok lg nnti aku akn syer dkt org yg sudi bace karya aku nie....if ada yg rase aku just nk promoto my blog tu...maaf la anda tidak dijemput untuk pandang blog ni apatah lg bace....agak2 la yer.....
Posted by xidijuleyah
http://zuliahzainol.blogspot.com/2011/09/dunia-kita-penuh-takdir.html
Sunday, May 16, 2010
Bila Allah Menduga Kita – Ms Jaja
Bila Allah Menduga Kita – Ms Jaja
FRIDAY, MARCH 12, 2010
Salam,
Setiap apa yang berlaku dlm diri kita samada yang datang itu perkara yg baik ataupun satu musibah, kita kenalah terima dengan redha..setiap kejadian yg berlaku mempunyai hikmah di sebaliknya...bila direnungkan kembali apa yang musibah yg berlaku, diri kita berfikir dan merenung apa kesalahan kita sehingga kita ditimpa musibah. adakah musibah akan berlalu shja atau sebaliknya...cuma apa yg kita mampu berdoa kpd Allah SWT supaya kita dilindungi drpd perkara2 yg tidak elok..sama2lah muhasabah diri kita...sekian
POSTED BY MS. JAJA AT FRIDAY, MARCH 12, 2010
LABELS: MY DIARY TODAY
http://jajaisme.blogspot.com/2010/03/bila-allah-menduga-kita.html
FRIDAY, MARCH 12, 2010
Salam,
Setiap apa yang berlaku dlm diri kita samada yang datang itu perkara yg baik ataupun satu musibah, kita kenalah terima dengan redha..setiap kejadian yg berlaku mempunyai hikmah di sebaliknya...bila direnungkan kembali apa yang musibah yg berlaku, diri kita berfikir dan merenung apa kesalahan kita sehingga kita ditimpa musibah. adakah musibah akan berlalu shja atau sebaliknya...cuma apa yg kita mampu berdoa kpd Allah SWT supaya kita dilindungi drpd perkara2 yg tidak elok..sama2lah muhasabah diri kita...sekian
POSTED BY MS. JAJA AT FRIDAY, MARCH 12, 2010
LABELS: MY DIARY TODAY
http://jajaisme.blogspot.com/2010/03/bila-allah-menduga-kita.html
Saturday, May 15, 2010
Kisah Pelajar yang Jadi Tulang Punggung Keluarga

Kisah Pelajar yang Jadi Tulang Punggung Keluarga
Sabtu, 15 Mei 2010, 08:53 WIB
Sri SuryaniREPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--"Maaf, Mas, jam 4 aku harus ngajar TPA," katanya membuka percakapan. Dia terlihat lelah dan pucat. Memarkir sepedanya di halaman kantor Dompet Dhuafa Yogyakarta, gadis itu masih terengah-engah. "Mau minum?" saya menawarkan. "Terima kasih, saya sedang puasa sunnah Senin," jawabnya cepat. Hebat, batin saya. Perlahan dia menaruh tas gendongnya di kursi dan mulai bicara.
Gadis di depan saya adalah Sri Suryani. Dia baru 16 tahun dan saat ini sedang bersekolah di salah satu SMA favorit di Yogya. Di sekolah dia masuk 10 besar. Yanni, berbeda dengan anak seusianya yang sebagian besar masih asyik bersenang-senang menikmati masa remaja. Di usia remaja dia terpaksa menjadi tulang punggung dan kepala keluarga sejak 2008.
“Tahun 2006 ibu saya, Wiji Lestari, meninggal mendadak di usia 39 tahun, tanpa sebab apa-apa. Saya masih kelas 2 SMP. Saat itu saya sedang mengajar di TPA sore-sore dan tahu-tahu dikabari bahwa Ibu sudah nggak ada. Tahun 2008, bapak saya, Mujiwal (49), terkena stroke. Pekerjaannya sehari-hari sebagai buruh bangunan berhenti,” tuturnya lugas, seolah semua itu bukan masalah yang besar.
Sejak itu, Yanni seketika merangkap jadi kepala keluarga, membiayai dirinya berikut ayah dan Nugroho, adiknya yang masih SD. Untuk membiayai sekolahnya, dia berakit-rakit dari satu beasiswa ke beasiswa yang lain. Salah satunya dari Dompet Dhuafa Yogya, karena sebelumnya dia dibantu oleh BMT Beringharjo yang merupakan mitra DD Yogya. Beasiswa ini dia gunakan untuk membiayai sekolahnya.
Setiap hari Yanni berangkat ke sekolah dari rumahnya di Kampung Bangunrejo, Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta dengan sepeda. Selepas sekolah, dia mengajari adiknya menyelesaikan PR dan segera berangkat lagi mengajar TPA dan ke tempat privat sampai malam. Honornya relatif, rata-rata Rp 400 ribu sebulan kalau ditotal. Di dusun kecil itu, Yanni hanya tinggal bertiga, keluarga besar orang tuanya berada di Klaten.
"Saya tidak mau merepotkan dan menjadi beban bagi keluarga besar," katanya. Lalu kapan belajarnya? "Saya belajar setiap habis salat tahajud, jam 3 sampai jam 5. Setelah itu ya resik-resik dan menyiapkan kebutuhan Ayah dan adik," tuturnya. Dia mengaku walaupun hanya 2 jam belajar, sudah cukup untuk memahami materi. Hasilnya, pada setiap ujian semester, nilainya cukup memuaskan.
Ketika ditanya bagaimana reaksi teman-temannya dengan kondisinya, Yanni menjawab diplomatis, "Kalau mereka `kan kebanyakan kondisinya ideal, jadi tinggal belajar tok! Saya tetap berhubungan dengan baik dan menerima ajakan mereka selama tidak mengganggu amanah saya.” Selepas SMA tahun depan, cita-citanya hanya satu, masuk Fakultas Kedokteran UGM, menjadi dokter dan berkarya di bidang kesehatan. “Bismillah, semoga Allah meridai. Saya ingin jadi direktur sebuah rumah sakit gratis untuk orang miskin berskala internasional,” katanya berharap. Yanni mengaku sering membaca di koran, banyak keluarga miskin ditolak masuk rumah sakit karena jatah Jamkesmas habis.
“Itu yang salah siapa? Pemerintah atau siapa, saya ingin menolong mereka,” ucapnya menerawang. Cita-citanya untuk kuliah di Yogya bukan tanpa alasan. Ayah dan adiknya sangat butuh perhatiannya. Yanni sendiri sangat berharap, bisa membawa ayahnya ke rumah sakit mengobati stroke-nya, agar ayah nya bisa pulih kembali seperti sedia kala. Walaupun belum tahu bagaimana dia akan meraih cita-citanya, namun setidaknya Yanni sudah memiliki semangat baja dan mental tangguh yang jarang dimiliki bahkan oleh orang dewasa sekali pun.
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/10/05/15/115718-kisah-pelajar-yang-jadi-tulang-punggung-keluarga
Subscribe to:
Posts (Atom)